Bengkulu – Pejabat Wali kota Bengkulu Arif Gunadi mengikuti Rapat koordinasi (Rakor) dalam rangka pengendalian inflasi tahun 2024 dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui zoom meting dari ruang monitoring center dinas kominfo Kota Bengkulu, Senin (25/3/24).

Turut mengikuti rakor mendampingi Pj wali kota Asisten II Sehmi, staf ahli walikota Rosminiarty Kepala Bappeda Medy Febriansyah, Kadis Perindag Bujang HR, pejabat dari Inspektorat Ifsyanusi dan dari dinas sosial Kota Bengkulu. Rakor dipimpin oleh Inspektur Jenderal Kemendagri Drs. Tomsi Tohir.

Dalam rakor itu, Tomsi membeberkan ada sebanyak 214 pemerintah daerah (pemda) yang belum sama sekali melakukan upaya konkrit dalam pengendalian inflasi. Ini tidak termasuk Pemda Kota Bengkulu. Namun untuk di Provinsi Bengkulu ada tiga pemda yang termasuk dalam 214 pemda yang disebut belum melakukan upaya konkrit dalam pengendalian inflasi yakni Kabupaten BS, Kabupaten RL dan Kabupaten Seluma.

Pemda yang disebut belum melakukan upaya konkrit dalam pengendalian inflasi adalah pemda yang sama sekali tidak melaksanakan satu pun dari enam upaya konkrit pengendalian inflasi.

Enam upaya konkrit yang dimaksud adalah melakukan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerjasama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan BTT dan dukungan transportasi dari APBD.

Kepada pemda yang telah melakukan enam upaya konkrit (termasuk Kota Bengkulu), Tomsi menyampaikan apresiasi. Tercatat Kota Bengkulu termasuk dalam 64 pemda yang telah melakukan 4-5 dari 6 upaya konkrit dalam pengendalian inflasi.

“Kami berharap setelah ditayangkan data-data ini teman-teman dari masing-masing pemda dapat melaksanakan upaya-upaya sesuai arahan bapak Mendagri. Terutama teman-teman yang sama sekali belum melakukan upaya pengendalian inflasi, nanti bapak Mendagri langsung yang akan memimpin rapat inflasi berikutnya,” uhar Tomsi.

Pada kesempatan itu juga Tomsi mengimbau agar pemda benar-benar melaksanakan operasi pasar murah selama Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri.

Dari pihak kemendagri pada kesempatan itu juga menyampaikan tinjauan inflasi dan indeks harga. Untuk tinjauan inflasi, disampaikan andil inflasi menurut kelompok untuk bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri.

Juga disebutkan data tinjauan dari 2021 sampai 2023. Dari 11 kelompok komoditas, kelompok makanan dan minuman, tembakau dan juga kelompok transportasi biasanya menyumbang andil inflasi. Terutama makanan dan transportasi, ini selalu menyumbang andil besar pada Ramadhan dan Idul Fitri sejak 2021.

Untuk di sumatera, termasuk Bengkulu komoditas yang menyumbang andil terbesar kenaikan IPH didominasi oleh cabai, beras dan daging sapi.

Untuk diketahui IPH adalah indeks yang mengukur perubahan harga-harga 20 komoditas pangan yang memiliki bobot besar dalam IHK dan dapat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah.

Untuk minggu ketiga maret 2023 terjadi kenaikan harga di beberapa kabupaten/kota untuk beberapa komoditas, salah satunya yakni telur ayam ras kenaikannya terjadi di 226 kabuaten/kota. Kemudian beras, daging ayam ras, minyak goreng, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, gula pasir, bawang merah dan daging sapi juga rata-rata mengalami kenaikan.

Untuk masing-masing komoditas, untuk tekur ayam ras perkembangan harganya pada minggu ketiga Maret naik sebesar 5,73 persen jika dibandingkan dengan Februari 2024.

Untuk komoditas beras sampai dengan minggu ketiga Maret dibandngkan Februari naik 3,02 persen.

Kesimpulannya, berdasarkan pemantauan SP2KP pada minggu kedua Maret beberapa pangan yang perlu diwaspadai karena adanya kenakan harga di sebagian besar wilayah adalah daging ayam ras dan telur ayam ras.(MC/Adv)