Tambang KRU Merupakan Tambang Bawah Tanah, Tidak Membuka Hutan

Bengkulu – Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu pada Jumat 26 April 2019 lalu dibantah penyebabnya adalah karena aktivitas pertambangan Batu Bara.

Banjir susulan juga kembali melanda 3 desa di Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah pada Rabu (15/5/2019) sore. Tiga desa terdampak banjir adalah Desa Taba Lagan, Desa Lagan dan Desa Lagan Bungin.

Humas PT Kusuma Raya Utama (KRU), Broto Suseno mengatakan, hutan di Bengkulu hampir semuanya rusak karena pola ladang berpindah.

“Hutan Bengkulu hampir semua rusak karena pola peladang berpindah. Hampir semua jenis hutan mulai dari hutan lindung sampai hutan konservasi sudah dirambah menjadi kebun,” jelas Broto Suseno dalam keterangannya, Kamis (16/5/2019).

Broto Suseno menjelaskan tambang KRU merupakan tambang bawah tanah. Tidak membuka hutan, apalagi merubah bentang alam.

Terkait limpahan air ke sungai, Broto juga membantahnya. “Kalau banjir tadi malam (Rabu, 15 Mei 2019) di Desa Lagan sampai Lagan Bungin, nggak ada sama sekali hubungannya dengan kita, karena sungai yang meluap hulunya jauh dari Air Kemumu (yang melewati tambang KRU),” jelasnya. (red)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page