Bupati Rini Syarifah Hadiri Halal Bihalal Guru PAI se-Kabupaten Blitar

NUSANTARATERKINI,COM, BLITAR – Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah menghadiri acara Halal Bihalal Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) se-Kabupaten Blitar di Masjid Sabilul Mutaqin KUA Selopuro, Rabu, 24 April 2024.

Dalam kesempatan itu, Bupati Rini Syarifah mengucapkan, Taqobballahuminna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, taqobbal ya Kariim. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin.

“Semoga dengan silaturahmi dan saling memaafkan, langkah kita semakin ringan untuk kembali berkarya, mendedikasikan diri pada bangsa. Termasuk panjenengan semoag tambah semangat lagi mendidik anak-anak bangsa menjadi putra-putri bangsa yang sholeh, sholekha, berakhlakul karimah, unggul dan berdaya saing.” Ucapnya.

Sambung Bupati menyampaikan, tantangan di dunia pendidikan semakin kompleks. Sehingga tugas panjenengan tidak semakin tidak mudah. Pembelajaran agama dan budi pekerti saat ini benar-benar harus di tanamkan, karena dunia yang serba melesat cepat ini juga membawa perubahan yang cukup cepat pula yakni hadirnya informasi teknologi dengan kecanggihannya yang tiada terbendung.

Dampak negatif yang ditimbulkan harus diwaspadai. Sehingga Program yang dihadirkan oleh Dinas Pendidikan yakni Sekolah Sak Ngajine merupakan salah satu upaya meminimalisir anak pegang gadget.

“Karena jam mengajar PAI tentu juga sangat terbatas, Sehingga dengan kegiatan Belajar Tulis Al Quran (BTA) maupun kegiatan kerohanian bagi agama lain dalam program Sekolah Sak Ngajine harus bisa berlangsung maksimal dan berkelanjutan.” Jelasnya.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 33,44% anak usia dini berusia 0-6 tahun di Indonesia sudah bisa menggunakan ponsel. Sementara, 24,96% anak usia dini di dalam negeri juga mampu mengakses internet.

Sementara itu, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 98 persen anak berusia 6-12 tahun sudah menggunakan gawai. Rata-rata anak menghabiskan waktu 6 jam 45 menit per hari menggunakan gawai untuk menonton video, main game, menggunakan social media. Inilah kenapa Program-program inovatif terkait pendidikan untuk mengurangi anak menggunakan gadget harus terus dimaksimalkan.

“Jadi jangan lelah bapak/ibu untuk berkomunikasi dengan orang tua, guru mata pelajaran yang lain. Karena memang urusan anak harus kolaboratif.” Imbuhnya. (Rd/Kmf/Adv)

Rekomendasi

Ruangan komen telah ditutup.