Menurut Sahyarudin, seharusnya persoalan itu bisa diselesaikan secara baik tergantung sikap Baidari sendiri, termasuk memberikan hak jawab kepada media, bukan dengan menelepon wartawan dan berkata kasar ke wartawan.
“Kalau dalam penulisan berita, misal terjadi kesalahan oleh media itu, si narasumber bisa memberi klarifikasi kepada media, dia bisa menyampaikan hak jawab, hak jawab itukan ada di aturan 3 hari dia bisa lakukan itu kalau dia merasa tidak senang dan merasa dirugikan,” ujar Sahyarudin pada Selasa (23/10).
Ditambahkan Sahyarudin, media sebagai penyampai informasi selalu memberikan kesempatan hak jawab tersebut, dan meyakini bahwa media tidak ada yang berniat memojokkan.
“Media selalu memberikan kesempatan, tidak ada ingin melakukan hal negatif atau memojokkan, tapi kalau ingin dibesar-besarkan ya gampang, saya harap ketua DPRD Kota jangan mengatakan persoalan ini dengan cara menyudutkan seseorang,” bebernya.
Lebih lanjut kata Sahyar, wartawan tidak bisa diremehkan, karena sejatinya profesi wartawan telah diatur dan dilindungi oleh undang-undang, dan media pun kata Sahyar pasti akan menyambut positif jika Baidari sendiri bisa sportif meminta maaf.
“Media harus menyiapkan jika memang itu salah tulis, salah ungkapan, menurut narasumber, kalau sudah clear saya rasa tidak ada persoalan, media sendiri barangkali sangat menyambut positif bila ada niat baik dari dia karena dia panutan, saling memaafkanlah, media itu sebenarnya tidak ada unsur kesengajaan apalagi dalam kode etik seorang wartawan tidak ada niat buruknya kepada narasumber, itu yang harus dipegang,” imbuh Sahyar.
Sementara itu, karena tidak ada perbincangan lanjutan dari Baidari terkait permintaan maafnya kepada Garuda Daily, Senin lalu Pimpinan Redaksi Garuda Daily Doni Supardi resmi melaporkan Baidari Citra Dewi ke Polda Bangkulu.
“Lakukanlah selagi itu prosedural, PWI juga akan mengawasi itu,” demikian Sahyarudin
