Petani Nasal Kesulitan Air Untuk Bercocok Tanam

NusantaraTerkini.Com, Kaur –  Petani alami kesulitan pasokan air, saat musim tanam padi, akibat menurunya debit air sungai Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu sehinga irigasi tak dapat memasok kebutuhan dasar pertanian tersebut, ditambah lagi abrasi di tepi sungai yang telah melebar kesana-kemari.

” Saat ini sudah sangat terasa dampak keberadaan PT.Ciptamas Bumi Selaras (CBS) yang menanam kelapa sawit sepanjang sungai Nasal, sekarang petani kesulitan saat hendak menanam padi, akibat minimnya debit air yang mengalir dari sungai Nasal ke saluran irigasi kami, hal ini diperparah dengan abrasi sungai Nasal yang sudah melebar ke mana-mana”, keluh Jawup sapaan akrab kepala desa Suku Tiga kecamatan Nasal.

Selasa (2/1/2018) awak media melakukan pengecekan lokasi Perkebunan Kelapa Sawit milik PT.CBS yang merupakan group dari CIPUTRA, lokasi yang menjadi target pengecekan ialah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di Kecamatan Nasal dan Kecamatan Maje.

Di lokasi perkebunan ditemukan kelapa sawit yang ditanam sangat dekat dengan bibir sungai sepanjang alur sungai Nasal.

Sedang Berdasarkan Undang-undang No.39 tahun 2014 tentang perkebunan, Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2012 tentang izin lingkungan, Undang-undang No.37 tahun 2014 tentang konservasi tanah dan air serta PP No. 38 Tahun 2011.

Bahwa untuk perkebunan kelapa sawit, daerah sempadan sungai (daerah yang harus dibiarkan tetap alami dan tidak boleh ditanami kelapa sawit) adalah sebagai berikut :

Untuk sungai besar tanpa tanggul, daerah sempadan sungainya adalah paling sedikit berjarak 100 m dari tepi kanan dan kiri palung sungai sepanjang aliran sungai.

Untuk sungai kecil tanpa tanggul : daerah sempadan sungainya adalah paling sedikit berjarak 50 m dari tepi kanan dan kiri palung sungai sepanjang aliran sungai.

Sementara Humas PT. CBS Arjun, mengatakan perkebunan tempatnya berkerja telah memenuhi standar karena telah mendapatkan sertifikat Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO). Sertifikat ISPO sendiri masih menjadi perdebatan dikalangan pemerhati lingkungan. (YND)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page