Produk IKM UMKM di Provinsi Bengkulu Tembus Pasar Nasional Hingga Internasional

Nusantaraterkini.com, Bengkulu – Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Asfiani menuturkan bahwa 70 persen produk  Industri Kecil Menengah (IKM) atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Bengkulu dapat menembus pasar nasional hingga internasional.

Produk tersebut berupa sirup kalamansi, kopi Bengkulu, Keripik ikan turi dan masih banyak lagi. Namun sayangnya ada beberapa kendala yang saat ini masih belum bisa diselesaikan, sehingga menghambat produk IKM/UMKM untuk melakukan ekspor.

“Sebenarnya produk IKM/UMKM dari Bengkulu ini 70 persen ya sudah bisa tembus ke pasar luar negeri. Namun saat ini memang ada beberapa kendala,” kata Asfiani pada Bengkulunews.co.id Selasa (20/06/23) siang.

Adapun kendala-kendala tersebut berupa biaya transportasi yang mahal, Peti kemasan, tanggal  kedaluwarsa hingga Pelabuhan. Padahal Bengkulu banyak melakukan ekspor, akan tetapi melalui kota lain sebagai jembatan agar produk bisa sampai ke tangan konsumen. Sehingga Bengkulu dianggap belum memiliki produk untuk di ekspor.

Belum lagi biaya transportasi untuk mengirimkan contoh produk kepada konsumen membutuhkan modal yang cukup besar. Oleh karena itu Ia menegaskan dalam Ekspor yang terpenting adalah Pelabuhan, karena merupakan kunci utama peluang ekspor.

“Sebenarnya kita banyak ya ekpor, tapi karena Pelabuhan kita belum internasional makanya IKM/UMKM di Bengkulu mengirimkan produk lewat kota lain. Seperti Medan, Palembang, Lampung juga Jakarta,” tambahnya.

Asfiani berharap ke depannya jika Pelabuhan Bengkulu, sudah menjadi Pelabuhan Internasional dapat membantu produk IKM/UMKM untuk melakukan ekspor dan menembus pasar luar negeri. Selain itu ada hal-hal lain yang harus diperbaiki IKM/UMKM sebelum nantinya mengirim produk mereka.

Mulai dari perbaikan dan penyempurnaan kemasan, pengecekan produk untuk tanggal kedaluwarsa lebih lama minimal satu tahun, memenuhi persyaratan yang kurang seperti Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), sertifikat halal, juga BPOM.

“Kita pasti untuk IKM/UMKM untuk melakukan perbaikan kemasan, agar bisa go export. Selain itu dalam mencari buyer jangan sembarangan, nanti sudah dikirim produknya malah tidak dibayar. Harapan kita IKM harus mandiri, semangat juga harus ada. Serta  memiliki motivasi dan lebih tangguh menghadai apa yang terjadi, jangan cepat menyerah. Karena potensi unggulan di Bengkulu banyak , makanya pelaku usaha harus giat,” demikian Asfiani. (Adv)

Rekomendasi

Ruangan komen telah ditutup.

You cannot copy content of this page