Rakor TPID Provinsi Bengkulu, Gubernur Minta Stok Bahan Pokok Dipastikan Tersedia

Nusantaraterkini.com | Bengkulu- Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Pimpinan (High Level Meeting/HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bengkulu Tahun 2021, di Gedung Daerah Bengkulu, Selasa (13/4).

Rakor ini diikuti Tim TPID Provinsi Bengkulu, Bank Indonesia, Satgas Pangan, Bulog, serta para Bupati. Rakor membahas pengendalian laju inflasi memasuki bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri.

Gubernur Rohidin menegaskan, Provinsi Bengkulu pada tahun 2019 meraih penghargaan sebagai provinsi kecil dengan pengendalian inflasi terbaik se – Sumatera.

Namun, kata Gubernur, dalam menghadapi situasi bulan Ramadhan serta Hari Raya Lebaran nanti, maka perlu diantisipasi lonjakan harga bahan pokok yang dapat memacu inflasi daerah.

“Tadi kita rapat bersama TPID dan ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan yaitu pertama, memastikan stok bahan pangan dari pemerintah tersedia cukup untuk kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul fitri nanti,” kata Gubernur Rohidin, usai pimpin Rakor.

Kedua, dirinya minta dipastikan seluruh supplier dan distributor tidak melakukan spekulan atau penimbunan bahan pokok.

“Ketiga, harus tetap dilakukan pemantauan harga, operasi pasar di setiap kabupaten/kota yang biasa dilakukan setiap tahunnya,” tegas Gubernur.

Dalam Rakor itu juga dibahas pembangunan secara merata Toko Tani Indonesia, Toko Pangan Lestari dari Bulog dan Bank Indonesia.

“Kita bahas juga pertashop yang dibangun oleh masyarakat untuk dapat dipastikan stok BBM itu tetap tersedia oleh pihak Pertamina,” sebutnya.

Di sisi lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Joni Marsius mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bengkulu terkontraksi pada tahun 2020 sebesar minus 0, 02 persen (YoY).

Namun, ungkapnya, pada triwulan I 2021, perekonomian Bengkulu semakin membaik. Membaiknya pertumbuhan ekonomi akan mendorong adanya peningkatan level konsumsi masyarakat, pada akhirnya kondisi tersebut akan memberikan tekanan harga komoditas persistensi inflasi.

“Indikasi tersebut mulai tampak dari adanya peningkatan inflasi triwulan Indonesia 2021 yang sebesar 1, 45 persen (YoY), meningkat dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020 yang sebesar 0, 89 persen (YoY),” ungkap Joni, saat Rakor TPID bersama Gubernur Bengkulu.

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page