Peringatan Dini tahun 2021, Setidaknya 840 Gempa Tektonik Terjadi Wilayah Banten Tahun 2020

TANGERANG NUSANTRA TERKINI.Com – Januari sampai dengan Desember 2020 yang lalu,di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempabumi tektonik sebanyak 840 kali,”tutur Kepala BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, Suwardi,minggu (3/1/2021).

“Hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Geofisika Klas I Tangerang bahwa kekuatan gempabumi tahun 2020 yang terjadi bervariasi dari M1,8 hingga M6,0.sebaran pusat gempabumi (episenter) umumnya berada di laut, yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian barat Lampung, sekitar Selat Sunda, dan selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat.gempabumi dengan kekuatan 3 ≤ M < 5 dominan terjadi yaitu sekitar 65 % (549 kejadian)

Diikuti, Gempabumi dengan kekuatan M < 3 sebesar 33 % (275 kejadian), serta gempabumi dengan M ≥ 5 sebesar 2 % (16 kejadian). Adapun gempabumi yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat atau disebut sebagai gempabumi dirasakan selama Januari hingga Desember 2020 terjadi sebanyak duabelas (12) kali

“Dari 12 gempabumi yang guncangannya dirasakan tersebut, tidak ada gempabumi yang mengakibatkan kerusakkan di wilayah Banten,”ungkapnya.

Disampaikan Suwardi, gempabumi berdasarkan kedalamannya, tercatat 86,1% (723 kejadian) gempabumi pada kedalaman dangkal (h<60 km) dan 13,8 % (116 kejadian)gempabumi terjadi di kedalaman menengah (60≤h<300 km) serta hanya ada 0,1 % (1 kejadian) Gempabumi kedalaman dalam (h>300 km).

“Berdasarkan peta aktivitas gempabumi (seismisitas) periode januari hingga Desember 2020 tampak bahwa kluster aktivitas gempabumi paling aktif terjadi di Provinsi Banten adalah Zona A (Terusan Sesar Semangko, Patahan Ujung Kulon),kemudian Zona B (Patahan Cimandiri, dan Patahan Pelabuhan Ratu),dan Zona Megathrust merupakan wilayah yang frekuensi gempabuminya tinggi di wilayah Banten,”terangnya

Saat gempabumi,Masyarakat dihimbau segera menunduk(DROP), Lindungi kepala dan leher (COVER) bisa dengan bantal helm, maupun kedua telapak tangan,berpegangan pada kolong meja/furniture yang kuat (HOLD ON)setelah gempabumi reda,segera menuju tempat evakuasi/titik kumpul lapangan terbuka yang jauh dari pepohonan, tiang listrik maupun papan reklame.

Apabila masyarakat yang sedang berada dipesisir wilayah yang rawan tsunami,Saat melihat gelombang laut yang tidak biasa berbuih,menjajar cepat ke arah darat,apalagi disertai suara gemuruh yang keras,Merasakan guncangan keras (membuat sulit berdiri) atau merasakan gempa pelan namun cukup lama (lebih dari satu menit) atau Mendapat berita peringatan dini resmi (Melalui sms, TV, radio, media atau terdengar bunyi sirine),maka, Lakukan EVAKUASI MANDIRI sesegera mungkin,”sambung suwardi

“Hindari menuju pantai untuk memastikan ada tsunami atau tidak.tunggu di tempat aman hingga ada informasi resmi dari pemerintah/petugas Dalam kondisi darurat,”tukasnya

Dimasa Pandemi Covid – 19, Evakusi Tsunami harus diutamakan untuk Menyelamatkan jiwa masyarakat,”Dirinya menghimbau, Masyarakat hendaknya tetap mengikuti protokol kesehatan menjaga jarak,menggunakan masker, membersihkan tangan baik dengan air dan sabun atau cairan pembersih tangan lainnya saat melakukan evakuasi maupun di tempat evakuasi atau titik kumpul.
Kesiapsiagaan harus selalu menjadi prioritas,”himbaunya.

Pelibatan unsur masyarakat,Setiap kegiatan mitigasi bencana gempabumi dan tsunami seperti pembuatan peta evakuasi, latihan simulasi evakuasi mandiri menjadi sesuatu yang wajib, mengingat merekalah yang berpotensi paling terdampak saat bencana terjadi. Sehingga dengan masyarakat yang terlatih dan terampil menghadapi bencana, niscaya jumlah korban dapat diminimalisir,”kata Kepala Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Suwardi, S.Si kepada Awak Media Nusantara Terkini.Com melalui keterangan tertulis. (Man)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page