Peran Organisasi Mahasiswa Dalam Bangku Studi, Kota Studi Sorong Papua Barat

Laporkan Berita Ini, diKabarkan

Sorong: 27 Juni 2020

 

Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata “maha”; sebelum kata ‘ siswa ‘ memberikan identitas yang berbeda.

Identitas tersebut tidak didapatkan dengan mudah, namun didapatkan dengan perjuangan, letih, dan kesabaran dalam menghadapi ujian penjaringan mahasiswa baru.”Depkripsinya”Kata Kunci”.

Maka tidak terlalu berlebihan jika menganggap identitas mahasiswa sebagai simbol kemenangan para rumpun Menis dan Organisir.

Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli, profesional, sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa dan daerah, lebih khusus, “Wilayah Adat Mepago”, dan daerah Sekitarnya.

Selain itu, mahasiswa juga sering disebut-sebut sebagai ‘agent of chang e’, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak perubahan besar, dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini menempatkan mahasiswa pada posisi yang baik. Kemauan yang keras dan menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya.

Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa sering dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi masyarakat.

Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat pada Anda, ada peran-peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas tersebut, mahasiswa melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan, untuk semua harapan yang tertumpu Anda.

Dari aspek akademis, menuntut peran mahasiswa hanya ada satu , yakni belajar ! . Karena identitas mahasiswa dalam aspek lainnya merupakan turunan dari proses pembelajaran.Belajar merupakan tugas inti !

Namun, tidak semua hal bisa dipelajari di ruang kuliah atau labulatorium. Sangat banyak hal yang harus kita pelajari diluar itu semua, dan salah satu wadah utama yang menyediakan kebutuhan itu adalah organisasi.

Organisasi kemahasiswaan diantaranya, yang luar biasa dapat memberikan kita kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek.
Aspek kepemimpinan, manajemen organisasi, team building, networking & human relation dapat kita kembangkan disini.

Organisasi juga merupakan tempat kita mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh di tempat kuliah.

Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas yang dikembangkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang diterapkan, dikembangkan, dan digunakan untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat.

Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peran dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.

Apa yang kita lakukan dalam organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah pembelajaran, perjuangan untuk memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Dalam suatu masyarakat suatu bangsa, mahasiswa juga belajar untuk peduli, sadar dan merasakan kondisi nyata masyarakatnya yang sedang mengalami krisis multidimensi, serta mengekspresikan rasa empatinya dalam suatu aksi.

Ketika yakin, mahasiswa sejati akan memberikan ikhlas tanpa pamrih, berjuang sepenuh hati dan jiwa mereka.
Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari kekritisan mereka berbasis intelektual .

Kampus merupakan gambaran dari masyarakat sesungguhnya karena memiliki keterkaitan dengan permasalahan serta struktur sosial dengan masyarakat yang sebenarnya.

Ajang simulasi yang baik bagi mahasiswa untuk mendapatkan bekal ketika benar-benar terlibat dan terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

Mahasiswa sering menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis.

Contohnya adalah mahasiswa menyususn sistem organisasi kemahasiswaannya.

kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas yang dikembangkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang diterapkan, dikembangkan, dan digunakan untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat.

Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peran dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.

Apa yang kita lakukan dalam organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah pembelajaran, perjuangan untuk memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Dalam suatu masyarakat suatu bangsa, mahasiswa juga belajar untuk peduli, sadar dan merasakan kondisi nyata masyarakatnya yang sedang mengalami krisis multidimensi, serta mengekspresikan rasa empatinya dalam suatu aksi.

Ketika yakin, mahasiswa sejati akan memberikan ikhlas tanpa pamrih, berjuang sepenuh hati dan jiwa mereka.
Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari kekritisan mereka berbasis intelektual .

Kampus merupakan gambaran dari masyarakat sesungguhnya karena memiliki keterkaitan dengan permasalahan serta struktur sosial dengan masyarakat yang sebenarnya.

Ajang simulasi yang baik bagi mahasiswa untuk mendapatkan bekal ketika benar-benar terlibat dan terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

Mahasiswa sering menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis.

Contohnya adalah mahasiswa menyususn sistem organisasi kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonomi), di kemudian hari Negara pun memberlakukan sistem otonomi daerah.

Dalam kasus lain, mahasiswa menginisiasi pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini presiden Indonesia pun dipilih langsung oleh rakyat Indonesia, dan hal sangat terpenting untuk melakukan kegiatan Audiensi di lembaga di kampus setempat.

Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang mahasiswa menimba ilmu dan pengalaman semasa kuliah.

Aktualisasi dirinya dalam rangka pembelajaran guna diaplikasikan pada kehidupan yang akan datang.

Belum pantas seseorang disebut mahasiswa tanpa memenuhi konsekuensi-konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa.

Pemenuhan total konsekuensi identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki kebermaknaan sebagai mahasiswa, mahasiswi sebenarnya, “maha” seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa!.

Penulis: Meske U Kudiai
Editor : Jeri P Degei

Rekomendasi

Ruangan komen telah ditutup.

You cannot copy content of this page