Lika-liku Pengrajin Sepatu Kulit ‘Bunut Shoes’ yang Tak Lagi Menjanjikan

ASAHAN – Berbekal dengan keterampilan yang dimiliki Zufri (45) adalah seorang pengrajin sepatu Bunut Shoes yang pengerjaannya masih dengan cara manual dan pembuatannya pun langsung di kerjakan dirumahnya, dengan di bantu 7 orang angota pekerjanya, Minggu (08/09).

Nama Bunut Shoes sudah tak asing lagi di telinga penyuka sepatu kulit, yang distribusi produknya menembus pasar nusantara dan mancanegara ini. Pemasarannya pun muda di jumpain yaitu di pinggiran jalan lintas Sumatera Medan dan lintas Rantau Perapat di Kelurahan Bunut Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan.

Zufri (45) juga mengatakan, banyak yang tidak mengetahui sejarah dan asal muasal pengrajin sepatu yang ada di Kelurahan Bunut ini. Ia pun sedikit menceritakan kepada nusantaraterkini.com saat di sambangi ke rumahnya.

“Ketika itu saya dan beberapa pemuda setempat bekerja di pabrik getah bernama Uni Royal yang sekarang berubah nama menjadi PT BSP Tbk-red. Pada saat itu saya dibagian pembuatan sepatu yang dipegang oleh pemodal asing asal Amerika pada 1970-an dan kami diajarkan cara membuat sepatu kulit yang ketika itu kulitnya di impor dari Eropa,” jelasnya.

Sedangkan tapak sepatunya berasal dari pengolahan karet di perkebunan Asahan ini PT Uni Royal-red, dan hasil kerajinan pembuatan sepatu tersebut kemudian dijual ke Eropa dan Amerika.

Selanjutnya Ia pun memulai kembali usaha pembuatan sepatu secara individu dengan mencari bahan bakunya sendiri, mulai dari kulit, sol tapak sepatu dan menjahitnya sendiri.

“Hingga akhirnya kami mengumpulkan hasil produksinya dan menjual di pinggiran jalan lintas Bunut,” ungkapnya.

Selain itu Zufri menambahkan, masyarakat sekitar sini memulai usaha menjahit sepatu kulit dan menjualnya sendiri dengan label Bunut Shoes atau di tambah dengan toko tersebut. Kebanyakan diambil dari nama daerah asal pengrajinnya pada 1987. Dengan harga jual berpariasi dalam perpasang sepatu dan sendal kulit, yang asli dari hasil buatan tangan sendiri.

“Untuk mendapatkan sepatu hasil karya anak Bunut ini anda bisa membayarnya Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu saja untuk satu pasangnya,” jelas Zufri kepada nusantaraterkini.com.

Sementara itu Zufri juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Asahan agar lebih perhatian dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) khususnya kepada pengerajin sepatu kulit Bunut Shoes di Kabupaten Asahan.

“Ya saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Asahan untuk memakai sepatu Bunut Shoes kami. Agar bisa menambah ingkam tambahan buat kami para UKM pengrajin sepatu Bunut,” pungkas Zufri.

Amatan nusantaraterkini.com di lokasi, Kini para pengrajin sepatu Bunut Shoes yang sejak tahun 1987 ini ramai berjejer di sepanjang Jalan Ahmad Yani Kelurahan Bunut ini terus mencoba mempertahankan sejarah nama besar mereka. (RD-A)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page