Kodim 0808/Blitar Gelar Apel dan Tabur Bunga Bersama Saka Wira Kartika

BLITAR – Kodim 0808/Blitar menggelar apel dan tabur bunga bersama Anggota Saka Wira Kartika Kodim 0808/Blitar dalam rangka HUT Peta ke 75 bertempat di TMP Raden Wijaya Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, Minggu (16/02/2020).

Pasiter Kodim 0808/Blitar Kapten Inf Siswanto bertindak sebagai Pimpinan Apel dan diikuti oleh Anggota Kodim 0808 Blitar, Saka Wira Kartika Kodim 0808 Blitar dengan Susunan Pasukan Apel 1 SST Pa Saka Wira Kartika Kodim 0808 Blitar dan 1 SST Pi Saka Wira Kartika Kodim 0808 Blitar dan penyerahan brivet dan piagam.

Pasiter Kodim 0808/Blitar Kapten Inf Siswanto mengatakan bahwa dilaksanakannya Apel dan tabur bunga oleh Saka Wira Kartika Kodim/0808 dalam rangka memperingati Hut Peta ke 75 dan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah pahlawan yang telah gugur membela bangsa lndonesia.

Sebelum acara selesai Pasiter juga mengenalkan sejarah monumen Potlot kepada Anggota Saka Wira Kartika bahwa sebelum berkibar pada Proklamasi 17 Agustus 1945 di Jakarta, bendera merah putih sempat berkibar di Blitar. Bendera kebangsaan itu hanya berkibar selama tiga jam. Namun bendera merah putih mampu membakar semangat pejuang tentara Pembela Tanah Air (PETA) Blitar.

Bendera Merah Putih itu berkibar saat tentara Pembela Tanah Air (PETA) melakukan pemberontakan terhadap Jepang. Adalah Sudanco Parto Hardjono yang dengan berani mengibarkan bendera merah putih. Bendera dikibarkan tepat pukul 03.30 WIB.

Tempat Parto harjono mengibarkan bendera merah putih sebagai penanda pemberontakan itu kini dijadikan monumen. Monumen Potlot namanya.

Lanjut “tepat di tiang bendera yang dipakai Sudanco Parto Hardjono mengibarkan merah putih saat pemberontakan PETA itulah, dibangun monumen Potlot yang diresmikan langsung oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman pada 16 Juli 1946.

Monumen itu untuk mengingat semangat perjuangan PETA Blitar, saat pemberontakan terjadi, sebanyak 163 tentara atau sepertiga batalyon PETA Blitar melakukan pemberontakan. Dipimpin Sudanco Supriyadi, pemberontakan dipadamkan oleh masyarakat yang tidak pro dengan pemberontakan ini.

Lalu kenapa Monumen itu diberi nama Potlot ? “Karena para pejuang PETA itu didominasi pemuda pelajar yang berusia antara 14 sampai 16 tahun. Nah Potlot atau pulpen itu identik dengan alat menulis para pelajar itu. Namun mereka harus berjuang untuk kemerdekaan bangsa,” Ujar Kapten Inf Siswanto.

Sebelum melaksanakan apel dan tabur bunga bersama Anggota Saka Wira Kartika dilaksanakan Napak tilas mengenang Pahlawan Peta Supriyadi dengan Route Koramil 0808/18 Panggungrejo – Pantai Serang Desa Serang Kecamatan Panggungrejo yang diikuti kurang lebih 200 personil Pramuka Saka Wira Kartika Kodim 0808/Blitar pada tanggal 02 Februari 2020. (Red)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page