“Kisah Persahabatan, Enam Sekawan di OKI”

Penulis : Ondi Nuruzzaman

Jika kita menginginkan untuk memiliki sahabat yang sejati dalam artian yang selalu paham dan mengerti Anda dalam kondisi apapun, maka kita juga harus mampu menjadi sahabat yang sejati bagi sahabat kita. Itulah sebuah sikap dewasa dan bijaksana yang seharusnya ada dalam jalinan persahabatan, siapapun orangnya, tidak memandang usia, agama, atau apapun itu

Terasa menyedihkan memang apabila sahabat yang selama ini bahkan dalam hitungan tahun selalu bermain dan tertawa bersama kita harus berpisah, misalnya saat kelulusan sekolah yang memang ketika itu kita harus berpisah karena selesainya masa sekolah, kecuali jika kita berada di sekolah atau kampus yang sama di jenjang pendidikan selanjutnya

Persahabatan, memang layaknya magnet yang tak bisa terpisahkan. Kemanapun kawan pergi, kita selalu bersamanya kapanpun dan dimanapun. Namun terkadang ikatan sahabat bisa saja putus akibat suatu hal yang tak dikira sebelumnya, misalnya karena kawan kita pindah ke luar kota, dan lain sebagainya

Kelemahan diriku adalah kelebihan sahabatku, kelebihan dariku adalah bagian dari kehebatan sahabatku,Sahabat yang baik adalah orang yang sangat kita percayai dan membuat kita tenang bersamanya. Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan dan tidak pernah menjual rahasia diri kita

Walau bagaimanapun juga, sahabatmu adalah orang yang telah berjasa membangunkanmu dari keterpurukan, menghiburmu saat senang maupun susah. Begitu berartinya ia, dikala engkau tak bisa melihat wajahnya lagi.

Dalam sebuah pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, perpisahan yang sangat indah adalah ketika kita bergenggam tangan, dan berjanji, “Kita untuk selamanya kawan, walaupun jarak menjauh, waktu memisahkan kita, namun dirimu akan tetap terkenang dalam sanubariku”.

Sahabat bagaikan roda yang terus berputar, yang membuat lokomotif itu terus berjalan.

Teman itu seperti bintang Tak selalu nampak Tapi selalu ada dihati, Sahabat akan selalu menghampiri ketika seluruh dunia menjauh Karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata Saat tangan terluka, mata menangis Saat mata menangis, tangan menghapusnya.

Meskipun bermil-mil jarak yang memisahkan, Sahabat tidak pernah terpisah karena persahabatan tidak diukur dengan jarak melainkan dengan hati.

Kawan sejati ialah orang yang mencintaimu meskipun telah mengenalmu dengan sebenar-benarnya yaitu baik dan burukmu.

Bila nafasku lepas, semua langkahku hilang. Tapi bayangmu tetap kawan..

Sahabat itu seperti bintang, dia memang tidak selalu terlihat. Tapi dia selalu ada untukmu.

Kau tahu seseorang adalah sahabat sejati ketika kau akan menangis, dia mengatakan hal-hal yang paling konyol hanya untuk melihatmu tersenyum.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri untuk mempermudah suatu beban dan kegagalan

Kepada sahabatku Septian Adi Saptura,Selamat menempuh hidup baru (10/03/2019) semoga menjadi kepala keluarga yang beriman serta sukses selalu serta menjadi keluarga Sakinah, Mawadah, Warahmah dari sahabatmu Ondi Nuruzzaman, Maman Firmansyah, Ridwan Nur, Hendra, Deni, Syaripudin.(Ondi)

 

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page