Khasiat Ganja Bagi Kesehatan

Ganja atau yang juga disebut dengan cimeng ini biasanya digunakan dengan cara dibakar seperti rokok. Tak hanya daunnya, bunga, biji, dan batangnya juga kerap digunakan sebagai bahan untuk merokok. Selain itu, ganja juga banyak dicampur ke dalam makanan, mulai dari brownies, cookies, gulai, diseduh sebagai teh, atau dihirup dengan vaporizer.

Ganja bisa menjadi obat bila diolah secara medis. Dustin Sulak, seorang profesor bedah, meneliti dan membuat ganja untuk digunakan secara medis. Sulak merekomendasikan beberapa jenis ganja kepada para pasiennya dan mendapat hasil yang mengejutkan.

Manfaat ganja untuk kesehatan

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan, ganja ternyata memiliki sejumlah manfaat lainnya bagi kesehatan, yang mungkin jarang diketahui banyak orang. Di balik anggapan buruk orang tentang ganja, ternyata ada sisi positif atau manfaatnya bagi kesehatan, berikut ini beberapa manfaat ganja bagi kesehatan:

  1. Mencegah glaukoma

Tanaman yang satu ini bisa digunakan untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma. Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik, dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Eye Institute di awal 1970-an, ganja dapat menurunkan intraocular pressure (IOP), alias tekanan bola mata, pada orang dengan tekanan normal dan orang-orang dengan glaukoma. Efek ini mampu memperlambat proses terjadinya penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.

  1. Meningkatkan kapasitas paru

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association pada Januari 2012, disebutkan bahwa ganja tidak merusak fungsi paru-paru. Bahkan, bahan yang satu ini bisa meningkatkan kapasitas paru-paru. Kapasitas paru adalah kemampuan paru untuk menampung udara ketika bernapas.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda sepanjang kurang lebih 20 tahun. Perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu tersebut, tapi pengguna ganja malah memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.

Hal ini dikaitkan dengan cara penggunaan ganja yang biasanya dihisap dalam-dalam. Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk paru. Namun, tentu saja paparan jangka panjang asap ganja dengan dosis tinggi bisa merusak paru-paru.

  1. Mencegah kejang karena epilepsi

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2003 memperlihatkan bahwa ganja bisa mencegah kejang karena epilepsi. Robert J. DeLorenzo, dari Virginia Commonwealth University, memberikan ekstrak tanaman ini dan bentuk sintesisnya pada tikus epilepsi.

Obat ini diberikan kepada tikus yang kejang selama 10 jam. Hasilnya, cannabinoid dalam tanaman ini mampu mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan rangsangan dan mengatur relaksasi.

  1. Mematikan beberapa sel kanker

Kandungan dalam ganja yang bernama cannabidiol dapat menghentikan kanker dengan mematikan gen yang disebut Id-1. Bukti ini didapat dari sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari California Pacific Medical Center di San Francisco, yang dilaporkan pada tahun 2007. Dalam banyak kasus, dipercaya bahwa ganja mampu mematikan sel-sel kanker lainnya.

Selain itu, bukti menunjukkan bahwa ganja juga bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi. Akan tetapi, meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.

  1. Mengurangi nyeri kronis

Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicines melaporkan fakta bahwa dalam dunia medis, ganja kerap digunakan untuk mengatasi rasa sakit kronis. Hal ini karena ganja mengandung cannabinoid yang bisa membantu menghilangkan rasa nyeri ini.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, tanaman yang satu ini bisa meringankan rasa sakit akibat multiple sclerosis, nyeri saraf, dan sindrom iritasi usus. Tak hanya itu, tanaman yang satu ini bahkan banyak digunakan untuk penyakit yang menyebabkan nyeri kronis, seperti fibromyalgia dan endometriosis.

  1. Mengatasi masalah kejiwaan

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menunjukkan bukti bahwa ganja membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu. Para peneliti menemukan bukti bahwa tanaman ini bisa membantu menghilangkan depresi dan gejala gangguan stres pasca trauma.

Akan tetapi, ganja bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan bipolar dan psikosis. Pasalnya tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang dengan gangguan bipolar.

  1. Memperlambat perkembangan alzheimer

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Pharmaceutics menemukan fakta bahwa THC mampu memperlambat pembentukan plak amiloid. Plak-plak yang terbentuk ini bisa membunuh sel-sel otak yang berkaitan dengan alzheimer.

THC membantu menghalangi enzim pembuat plak ini di otak agar tidak jadi terbentuk. Namun, penelitian juga ini masih berada di tahap awal sehingga butuh lebih banyak studi penguat.

Efek samping jika berlebihan menggunakan ganja

Disisi baik untuk kesehatan, ganja didominasi mempunyai efek buruk bagi kesehatan terutama bagi manusia, berikut ini efek buruk akibat terlalu banyak menggunakan ganja:

  •       Otak

Saat kamu menggunakan ganja terlalu banyak, maka ini akan mengganggu kemampuanmu dalam berpikir. Kamu juga bisa mengalami kehilangan memori, hingga terhambatnya fungsi otak. Hal ini dibuktikan adanya perubahan struktur tertentu pada otak jika kamu menggunakan ganja dalam jangka panjang.

  •       Paru-Paru

Faktanya, kandungan tar pada ganja hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari tar tembakau dalam rokok. Asap yang dihasilkan dari pembakaran ganja juga memiliki kandungan zat penyebab kanker jauh lebih tinggi dari asap rokok biasa. Akibatnya, risiko kanker paru-paru bisa semakin tinggi, terutama jika pemakaian ganja dalam waktu lama.

  •       Kesehatan Mental

Penggunaan ganja yang berlebihan juga bisa mengganggu kesehatan mental. Misalnya, menyebabkan kambuhnya gejala psikosis pada mereka yang mengidap skizofrenia. Tidak hanya itu, ganja membuat seseorang mengalami halusinasi, delusi, meningkatkan rasa cemas, dan serangan panik. Penggunaan ganja dalam jangka panjang juga membuat seseorang sulit tidur, mengalami perubahan suasana hati, dan berkurangnya nafsu makan.

  •       Sistem Imun

Ganja bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemah. Tidak hanya itu, penelitian juga menunjukkan adanya kaitan antara penggunaan ganja dengan meningkatnya risiko terkena penyakit yang melemahkan kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS. Alhasil, tubuh semakin sulit melawan infeksi. Jika kamu merasa tubuh semakin melemah, sebaiknya jangan tunda ke dokter. Segera buat janji dengan dokter menggunakan aplikasi Halodoc. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, kamu bisa terhindar dari berbagai komplikasi yang mungkin terjadi.

  •       Sistem Peredaran Darah

Nyatanya, detak jantung meningkat beberapa saat setelah kamu menghisap ganja. Efek ganja ini bisa berlangsung sampai tiga jam. Hal ini membahayakan bagi mereka yang mengidap penderita penyakit jantung dan menyebabkan risiko serangan jantung. Selain itu, ganja juga menyebabkan tekanan darah naik dan membuat mata menjadi merah karena pembuluh darah melebar.

  •       Kehamilan dan Menyusui

Seperti merokok, menghisap ganja selama kehamilan juga mempengaruhi perkembangan otak janin. Tidak hanya itu, ganja bisa memperlambat pertumbuhan janin, menyebabkan kecacatan dan gangguan pada janin, meningkatkan risiko bayi lahir prematur, serta leukimia. Konsumsi ganja ketika ibu menyusui bisa membuat zat kimia dalam mariyuana yang disebut tetrahydrocannabinol (THC) masuk ke dalam ASI dan menghambat pertumbuhan bayi. 

 

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page