Kesetiakawanan Sosial di Tengah Bencana

Oleh : Mardiono Badry

BENGKULU – Setiap Warga yang merasa mampu membantu tetangganya di lingkungan RT atau se Desa mulailah berbagi kelebihan rezeki atau makanan dan mulailah berhitung kebutuhan masyarakat di sekitar kita.

Yang punya jaringan ke yang mampu, ayo bisikkan jangan biarkan gelombang ini menjadi frustasi yang berakibat potensi kriminal di depan mata kita. Di proses ini saya berharap ada antisipasi pihak kepolisian dengan jajaran terkait memainkan alat yang ada. Baik intelijen, babin kantibmas serta babinsa TNI upayakan meningkatkan operasi antisipasi dampak yg ada.

Mari bantu Pemerintah, saya berharap pemerintah kota, kabupaten bersama-sama dengan pemerintah pusat dalam hal ini Pemprov Bengkulu sudah mulai berhitung. Ibarat gabah ada kelas masing-masing setelah disortir menjadi beras biasa sampai ke beras super hingga premium.

Sortir ini mestinya pemerintah juga berpikir bagaimana caranya semua masyarakat di Rappid Test dengan membeli alatnya. Test massal untukk inventarisir mana yang sudah reaktif langsung pisahkan dengan yang lain berikut juga karantinanya. Tapi sekali lagi ini kerja besar, dan anggaran juga akan butuh besar.

Hubungan Ayah Anak

Jika ibarat adik dan kakak dalam 1 keluarga menghadapi pesta, kakak tertua bantu katering, kakak kedua bantu alat musik, adik bungsu bantu tenda (di orkestra oleh Ayah–Pemerintah pusat) sehingga pesta itu rampung dengan sukses.

Begitulah kira-kira sebagai anak (pemerintah kota dan pemerintah kabupaten) yang masing-masing sudah mapan dan punya anggaran sendiri, punya tanah sendiri dan tentu punya penghasilan sendiri.

Secara adab ketimuran tetap harus patuh kepada ayah (pemerintah pusat di daerah) karena jika tidak patuh justru akan dianggap pembangkangan dan masyarakat umum juga akan menilai dan mencap si anak menjadi “Anak Durhaka yg melawan orkestra ayah kandungnya”

Bangkitnya Optimisme dan Kesetiakawanan Sosial

Jika Rally Pandemi ini panjang, saya berharap negara (pemerintah) hadir dengan kewibawaan, kesejukan dan ungkapan optimis yg sampai ke Rakyat. Bukan dengan keriuhan yang menguras energi dan bisa saja imun rakyat jadi menurun gara-gara keriuhan itu.

Jika diulang bait pertama diatas, tentu ini tidak bisa dilakukan oleh 1 pihak saja. Seluruh elemen anak bangsa juga mesti melakukan gerakan ini. Karena isi terkecil dari Negara adalah individu Warga.

Setiap ketua RT atau Kades (warga berinisiatif) bergeraklah, himpunlah warga sekitar ini yang menurut mata kita mampu, “connect-kan” ke yg terdampak. Saling membantulah karena kita tidak tahu ternyata Tuhan sedang menguji kita arti dari “Kesetiakawanan Sosial” yang mulai memudar melalui hantaman pandemi ini.

Semoga Kita mampu lewati !!

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page