Kapolres Garut Bongkar Jaringan Prostitusi Via Michat

GARUT –  Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat salah satu wilayah yang penuh dengan aneka ragam obyek wisata. Dari pemandian air panas, waduk, air terjun dan pantai yang begitu indah serta puncak pass Darajat. Obyek wisata pemandian air panas salah satu objek yang banyak diminati oleh para pelancong baik dalam kota maupun luar kota.

Obyek wisata Cipanas, salah satu sasaran yang menjanjikan dalam dunia bisnis haram. Selain daerahnya sejuk dan indah, Cipanas sangat strategis karena berada di wilayah jantung kota Garut. Desain obyek wisata, mengundang rasa penasaran bagi para pelancong untuk melihat dan menikmati malam baik sesama pebisnis, keluarga maupun soal pertemuan membahas proyek-proyek swasta.

Penyelusuran Nusantaraterkini.com Minggu (26/5/2019) dini hari, sepanjang ruas jalan menuju Cipanas, berderet bangunan hotel kelas melati dan setara bintang lima. Bangunan hotel berbagai macam desain untuk menarik simpatik, mengundang para pelancong.

Meskipun hampir menjelang pagi, masih banyak warga lalu lalang menghiasi suasana malam, terlihat aktivitas warga tengah keluar masuk penginapan kelasa kelas mawar dan melati.

Secara kebetulan pewarta melihat sesosok orang berpakaian safari diselimuti jaket tebal berwarna hitam, kemungkinan dia adalah seorang penjaga penginapan “Siapa tahu dia mencari sesuatu untuk makan sahur,” hanya gunyaman hati kecilku.

Penyelusuran Nusantaraterkini.com dipacu dari peristiwa terbongkarnya kasus prostitisi online via Michat oleh Polres Garut Jum’at (24/5/2019) malam di sebuah hotel Chandra Kirana Cipanas Garut. 5 orang laki-laki hidung belang dan 7 orang Pekerja Seks Komersial (PSK) digelandang ke Mapolres Garut. Dari 7 PSK dua orang diantaranya masih dibawah umur.

Sementara menurut Kapolres Garut Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Satria Wiguna yang didampingi Kasat Reskrim Polres Garut Ajun Komisaris Polisi Maradona Armin Mapaseng, Sabtu (25/5/2019) di Mapolres Garut kepada awak media mengatakan. Pihaknya telah menemukan indikasi jual beli atau transaksi seks lewat media sosial.

“Sudah kami amankan, dan 2 orang TA dan SA telah dijadikan tersangka dia memiliki peran sebagai mucikari dan kurir,” katanya.

Lebih lanjut Kapolre Garut AKBP Budi Satria Wiguna memaparkan, para hidung belang berasal dari Bandung. Sedangkan para korban yang menjadi PSK dari Bandung dan satunya lagi dari Garut. Tersangka AT dan SA mengaku telah menjalankan praktik haram ini selama 1 tahun lamanya melalui medsos Michat. Dibalik semua ini menurut pengakuan tersangka beralasan karena kebutuhan ekonomi.

“Sekali kencan membayar Rp. 1 juta untuk seorang PSK, minimal Rp. 500.000, menghubunginya via Michat” ujar mucikari.

Pasca penangkapan para PSK Jum’at (24/5/2019) Hotel Chandra Kirana Cipanas Garut nampak sepi dan sebagian pintu gerbang pun tertutup. Begitu juga dengan hotel-hotel yang lain, tidak seperti hari-hari biasanya nampak ramai. Ironis nya di bulan Ramadhan justru, bisnis esek-esek masih tetap mewarnai Kabupaten Garut.

Salah satu warga penjual makanan dan minuman di bilangan Jalan Cipanas Baru Pananjung Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut tidak jauh dengan Hotel Chandra Kirana Minggu (26/5/2019) dini hari.Dia menceritakan bahwa kemarin malam ada razia oleh Polisi. Tapi dia tidak mengetahui siapa yang tertangkap.

“Saya hanya mendengar dari orang yang ngopi di sini, konon ada razia di Hotel Chandra Kirana. Banyak pak, ada laki-laki dan perempuan, kalau di Cipanas di hari-hari biasa aman-aman saja. Kemungkinan ini kan bulan puasa masa sih masih pada maksiat.” Celoteh sang tukang kopi kepada Nusantaraterkini.com. (Yadi)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page