Jasad TKW Asal Jember Tertukar di Malaysia, Pihak Keluarga Tolak Terima Jenazah

Jember- Seorang TKW atas nama Suliyati (41) warga Dusun Kapuran Desa Grenden Kecamatan Puger Kabupaten Jember, diketahui meninggal dunia di Malaysia jasadnya tertukar dengan jasad orang lain.Minggu, (24/01/21).

Peristiwa langka ini dibenarkan Kasun Krajan I Desa Grenden, Deni Agus Setiawan yang kebetulan ikut terlibat dalam proses penyelesaian persoalan jasad tertukar ini.

Menurut keterangan Dia, terungkapnya kasus ini bermula saat proses pemulangan jenazah Suliyati ke kampung halaman, menggunakan jasa kargo maskapai penerbangan di Malaysia.

Kemudian pihak keluarga mendapati kiriman data dari pihak perusahaan kargo berupa catatan identitas dan foto yang akan dipulangkan.Yang mana kiriman tersebut diterima sesaat sebelum jasad akan diterbangkan menuju bandara Juanda Surabaya.

“Setelah dilihat ternyata bentuk wajah tidak sama dengan wajah Suliyati.Tidak hanya itu saja, di dalam data identitas tercatat nama Suryanti bukan Suliyati, namun tulisan di peti mati memang benar sesuai alamat rumah Suliyati, ” ujarnya.

Sialnya, sebut Deni, meski sudah diberi tahu oleh keluarga jika jenazah itu bukan jenazah Suliyati, pihak kargo dan maskapai tetap saja ngotot dan nekat memberangkatkan jenazah ke tempat tujuan.

Pihak kargo bersikukuh, jika jenazah yang diterbangkan ini sudah sesuai dan benar adanya.Alhasil jenazah pun tiba juga ke terminal Bandara Juanda Surabaya dengan selamat.

“Jenazah itu sudah terlanjur masuk ke kargo maskapai pesawat sehingga kami kejar.Artinya kami memberikan penolakan melalui pernyataan hitam diatas putih, bahwasanya jenazah itu bukan Suliyati namun seiring berjalanya waktu tetap saja gak nutut, ” jelas Deni usai kepulangannya dari Juanda.

Mendengar kabar bahwasanya jenazah yang tertukar sudah tiba di Juanda, pihak keluarga didampingi tim dari pemdes Grenden salah satunya Deni sendiri, secepatnya bergegas menyusul ke Juanda.Hal ini guna mencegah, agar jenazah tidak sampai terlanjur dikirim ke alamat rumah Suliyati.

“Kami tiba di Juanda pada Jumat 22 Januari 2021 sekitar pukul 17.00 Wib.Sedangkan paginya jenazah tiba dari Malaysia ke Juanda sekitar pukul 10.00 Wib, setelah transit terlebih dahulu ke bandara Soetta, ” ujar Deni.

Peristiwa tertukarnya jenazah Suliyati, katanya, akibat kesalahan dari si pengirim.”Di Malaysia Suliyati sendiri tidak memiliki sanak keluarga, sehingga yang merawat sewaktu sakit sampai meninggal dunia kemudian membantu proses kepulangan jenazah tidak lain adalah rekan-rekanya sesama TKW, ” ungkap Deni.

Setiba di terminal Juanda, paparnya, Ia langsung melakukan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dan diberi waktu 12 jam untuk menyelesaikan masalah ini.

“Kami menyampaikan apa adanya, artinya mana mungkin kami bisa menerima jenazah ini (Suryanti) sedangkan jenazah bukan ini yang seharusnya kami terima (Suliyati), ” tegasnya.

Melalui proses perdebatan yang panjang dan memakan waktu lama antara pihak kargo dengan keluarga Suliyati dan tim Pemdes.Dibantu Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) wilayah Surabaya bersama dengan pihak-pihak lain seperti Imigrasi, akhirnya diketemukan alamat jenazah atas Suryanti tersebut, sebelumnya berdasarkan alamat paspor adalah warga bekasi.

Namun setelah dilakukan deteksi data oleh pihak imigrasi didapati informasi, jenazah atas nama Suryanti ternyata TKW asal warga Sragen yang sama-sama meninggal di rumah sakit Malaysia.Kini peti jenazah Suryanti masih tertahan di terminal kargo II bandara Juanda.

“Malam ini jenazah Suryanti yang keliru masih dalam proses untuk dikirim ke Sragen.Sedangkan jenazah Suliyati warga desa Grenden saat ini berada di rumah sakit di Malaysia, kini dalam proses pemulangan ke kampung halaman, ” pungkasnya.

Suliyati, terang Deni, janda beranak dua ini sejak 10 tahun yang lalu telah meninggalkan kampung halaman menuju negeri jiran Malaysia bekerja sebagai TKI.

“Suliyati meninggal karena penyakit pendarahan otak, ” imbuhnya. (Tahrir )

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page