Ilegal Tapping ‘Momok’ Pertamina Asset I

ACEH TAMIANG – Sore tadi, Pandi Prabudi, Legal and Relation Asist Manager Pertamina Asset I EP Field Rantau, kabupaten Aceh Tamiang (Atam), Provinsi Aceh, tak sumringah. Senyum kecutnya terselip beban sangat ‘teruk’. Sadar ribuan barel petrolium milik perusahaan plat merah itu luber tanpa jejak, akibat dijarah.

Pencurian minyak mentah (mintah) atau ‘ilegal tapping’ sudah berjalan dari 2015 – 2019 menurut data; tercatat ada seratusan kasus Ilegal Tapping di lokasi eksploitasi Pertamina Asset 1. Beberapa kasus telah disidangkan dan pelakunya sedang menjalani hukuman di Rutan Kelas II Kualasimpang, kabupaten Aceh Tamiang, berasal dari salah satu institusi hukum setempat.

Miris memang, tersangka yang mendekam di rumah pesakitan itu, seharusnya memberantas ilegal tapping bersama Pertamina, bukan sebaliknya ikut mendalangi penjarahan di jalur penyaluran desa Kebun Tengah, Palmerah, kecamatan Kejuruan Muda, beberapa waktu lalu.

“Kita terus melakukan patroli rutin, untuk memberantas Ilegal Tapping, kerap jurnalis setempat dilibatkan ikut kelapangan, untuk satu karya jurnalistik yang berimbang dan tidak salah dalam pemberitaannya,” kata Pandi.

Pengamanan di jalur pipa penyalur sepanjang 60 kilometer dari Pertamina Asset I EP Field Rantau, Kabupaten Atam ke Pangkalan Susu kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara sangat rawan penjarahan mintah.

Beberapa titik rawan Ilegal Tapping hasil penelusuran nusantarateerkini.com, ada di Desa Bukit Seumadam, Palmerah Sei Liput dan Desa Minuran kota Kualasimpang.
Biasa pelaku menggunakan matabor untuk membocorkan pipa aliran minyak mentah yang kemudian disambungkan dengan pipa seukuran matabor, panjangnya mencapai 200 meter dari lokasi yang dibocorkan untuk mengelabui pihak Pertamina.

Adanya indikasi pencurian minyak dengan cara mengebor pipa asupan minyak, hasil patroli rutin yang dilakukan oleh chekker Pertamina EP, memang terdapat pipa-pipa asupan yang bocor akibat pencurian menggunakan mata bor yang dialirkan ketempat penimbunan yang tak jauh dari lokasi Ilegal Tapping. Pelakunya orang-orang yang sudah terbiasa dan sangat profesional, artinya pelaku tau bagaimana cara membocorkan pipa asupan tanpa menimbulkan efek bahaya kebakaran.

Partisipasi masyarakat terhadap pertamina sangat baik, Pertamina dalam mengamankan minyaknya tak segan menggandeng masyarakat yang berada disepanjang jalur pipa asupan, untuk mengawasi terjadinya praktik pencurian minyak, jika melihat pelaku membocorkan pipa asupan, masyarakat segera melapor ke pihak Pertamina, atau kepolisian setempat. Tujuannya untuk meminimalisir efek pencurian minyak. Di wilayah yang rawan.

Salah seorang warga desa Semadam, Suk (55) mengatakan, dirinya ada beberapa kali memergoki pencuri minyak mentah Pertamina EP di wilayah desa Semadam, saat Suk hendak keladang, begitu pencuri melihat dirinya, langsung kabur, dengan meninggalkan alat-alat buktinya, dia berpikir, karena tidak punya kepentingan, Suk tidak mengambil alat buktinya dan meninggalkannya begitu saja.

Penggalan pipa Ilegal Tapping di belakang kolam renang si Pitung di desa Kebun Tengah kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, Minggu kemarin oleh scurity Pertamina Asset I EP Field Rantau. (nusantaraterkini/Sywaluddin)

Ilegal tapping berlanjut

Pencurian terus berlanjut sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab, beberapa hari lalu juga membobol pipa distribusi minyak dari Kualasimpang ke Pangkalan Susu. Caranya juga sama dengan menggunakan mata bor, lalu menyalurkannya dengan memasang pipa kecil sepanjang kurang lebih 200 meter kelokasi penimbunan minyak curian.

Nasbin, senior staf Security Pertamina berharap agar pihak kepolisian setempat, minta, agar kasus pencurian minyak tersebut secepatnya diusut, sebab ini bukan temuan pertama didapat, tetapi temuan yang kesekian ratus kalinya.

“Saya kira modusnya sama, mereka sangat profesional dan orangnya juga sama, sebab cara yang dilakukan tak berbeda dengan terdahulu, rapi dan terorganisir. Saya pikir ini sindikat yang harus segera dibongkar oleh pihak berwajib,” kata Nasbin.

Kecamatan Kejuruan Muda sudah 50 kali terjadinya aksi pencurian minyak mentah dari pipa distribusi mulai Juli – Agustus 2019, titik lokasinya yaitu di Kampung Tualang, kemudian belakang kantor Camat Kejuruan Muda dan di Alur Sungai Liput.

Dari 50 titik pencurian tersebut modus operandi sama yaitu dengan melubangi pipa minyak, kemudian memasangkan krant dengan cara mengelasnya yang selanjutnya dihubungkan dengan selang plastik untuk ditampung kedalam jiregen atau drum penampung yang sudah disediakan pelaku.

Hasil investigasi menemukan aksi pencurian minyak mentah di alur sungai Liput tersebut terlihat oleh salah seorang tim yang sedang melakukan pengawasan jalur pipa distribusi beberapa waktu lalu.

Saat itulah seorang securty merasa curiga di kawasan menuju titik pipa yang berada di pinggir jalan negara Banda Aceh – Medan terlihat ada hal yang terasa ganjil, kemudian tim mencoba masuk kesana dan tidak jauh langsung melihat sudah ada selang plastik terbentang panjang.

Selain itu, tampak beberapa orang dalam kegelapan malam langsung berlarian kedalam semak-semak, karena melihat ada tim dan security sedang melakukan patroli rutin di wilayah rawan penjarahan mintah.

Dengan serta merta tim langsung berkoordinasi dengan kepolisian setempat, saat itu juga tim dibantu kepolisian setempat mengejar pelaku dengan menyisir lokasi kejadian dan menemukan titik pipa distribusi yang dibcorkan oleh pelaku pencurian.

“Kita berhasil mengamankan barang bukti berupa selang plastik sepanjang 200 meter lebih dan kabel listrik yang panjangnya lebih kurang 200 meter digunakan untuk mesin las listrik saat memasangkan krant yang dihubungkan keselang plastik,” kata Nasbin.

Penggalan pipa Ilegal Tapping di belakang kolam renang si Pitung di desa Kebun Tengah kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, Minggu kemarin oleh scurity Pertamina Asset I EP Field Rantau. (nusantaraterkini/Sywaluddin)

Perketat Jalur Rawan

Akibat maraknya pencurian minyak mentah yang terindikasi dilakukan secara terorganisir dan profesional, Pertamina EP Field Rantau, kabupaten Aceh Tamiang (Atam), provinsi Aceh perketat patroli rutin dijalur lintasan pipa supplay minyak mentah dipinggiran desa (jalur tikus) di kabupaten itu, mulai Senin awal pekan lalu.

Perusahaan plat merah milik pemerintah tersebut, akhir-akhir ini sering kecolongan dan main kucing-kucingan dengan para penjarah minyak mentah milik perusahaan itu.

“Kita terus melakukan patroli rutin agar tidak terjadi penjarahan lagi, diwilayah kerja Pertamina EP Rantau, kami tidak mau menuding, kan ada pihak berwajib yang menangani praktik kotor ini, mereka lebih bisa menjustise siapa-siapa pelakunya setelah tertangkap,” kata Pandi

Kurun waktu setahun ini, Pertamina EP Rantau kehilangan pendapatan minyak mentah rinuan barel. Menurut Pandi, meski sudah ketat dilakukan patroli rutin, para penjarah lebih pintar dan terukur, melihat waktu-waktu yang kosong, saat itulah para penjarah mulai melakukan aktifitas penjarahan.

Masih Pandi, pihak Pertamina EP Rantau tidak dapat mengakumulasikan berapa besar kerugian negara akibat penjarahan tersebut, sebab tidak terdeteksi, apalagi saat ditemukan lokasi penjarahannya, yang terlihat hanya drum kosong yang belum terisi minyak mentah jarahan.

“Titik lokasi penjarahan terdapat, disepanjang jalur aliran pipa supplay Rantau – Pangkalan Susu, di desa Paya Bedi hingga ke Desa Semadam, wilayah Kecamatan Kota Kualasimpang dan Kejuruan Muda. Ini wilayah paling rawan penjarahan minyak mentah, indikasinya terorganisir dan sangat rapi,” terangnya.

Pandi berharap, peran serta pihak penegak hukum dan masyarakat, sama-sama mengawal jalur tikus yang kerap dijadikan sumber pendapatan ilegal bagi para penjarah minyak mentah milik Pertamina tersebut. (Syawaluddin)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page