Dimana Pendemo Faida Saat Semua Aktivis Turun ke Jalan Tolak Omnibus Law

Jember- Tanggal 8 Oktober 2020, hampir di setiap daerah bersama buruh turun ke jalan menuntut agar UU Omnibus Law Cipta Kerja dicabut. Bahkan, di Jember elemen mahasiswa sampai membuat panggung teatrikal, Korlap Aksi Andi Saputra menyebutnya sidang rakyat, mengajari para wakil rakyat bagaimana cara bersidang yang benar.

UU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi isu nasional sebab dinilai banyak kalangan merugikan kaum buruh dan menguntungkan pengusaha. Lebih dari itu, menjadikan buruh sebagai tenaga kontrak seumur hidup dan memudahkan perusahaan memecat seenaknya menjadikan UU sapujagat ini dinilai berbahaya.

Wajar bila UU tidak jelas ini menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat–khususnya kaum buruh. Terkecuali, buruh yang ketuanya sudah menjadi kader Partai Politik (Parpol) akan melempem demi keberlangsungan karir politiknya dan membiarkan buruh tersesat dengan argumen-argumen menyesatkan untuk meredamnya.

Kepemimpinan Faida selama lima tahun menjadi Bupati Jember hampir tiap bulan didemo oleh segelintir orang yang mengaku aktivis, meski terkadang demonya hanya 10 orang, namun mereka konsisten menyalakan api kebencian dengan isu-isu murahan, warga Jember diseret untuk membenci Faida dengan narasi pesanan.

Bagaimana tidak pesanan, mereka hanya mendemo Faida seorang, ada kemungkinan para pembalak yang tidak bisa mencuri uang negara, membiayai mereka untuk merusak popularitas dan elektabilitas perempuan peduli kaum dhuafa itu supaya tidak terpilih kembali, sebab bila kembali ke Pendopo sudah dipastikan perampok uang negara akan mengencangkan ikat pinggang.

Tidak hadirnya mereka untuk menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja memperkuat dugaan, bahwa demo yang mereka lakukan selama ini tidak lebih dari demo murahan, pesanan para pembenci Faida sebab selama ini tidak mendapat kue anggaran.

Absennya mereka turun ke jalan saat rakyat menolak UU Cipta Kerja harus menjadi catatan bagi warga Jember bahwa kedepan bila Faida – Vian terpilih tidak perlu menggubris teatrikal demonstrasi yang mereka lakukan.

Salah satu diantara gerombolan mereka, kabarnya sudah mendukung Paslon lain di Pilkada Jember. Sebut saja Relawan XX, sudah mendukung Paslon yang direkom Partai Politik dan Parpol yang mendukungnya adalah Parpol yang mendukung pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja. Lalu, bagaimana mereka hendak demo tolak UU Cipta Kerja bila bersanding dengan Partai Politik.

Terpenting, warga Jember sudah paham bahwa keberadaan mereka hanyalah gerombolan dagelan yang patut dan harus diacuhkan. Aksi mereka bukan untuk warga Jember melainkan untuk kepentingan, kelompok maupun pesanan para pembalak anggaran negara.

Penulis: Tahrir
Wartawan dan Pemerhati Media Sosial

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page