Beranikah Bakal Calon Bupati Jember Pakta Integritas Tolak Tambang

Pilkada serentak 9 Desember 2020 sudah tinggal beberapa bulan lagi, nama-nama bakal calon sudah bermunculan sejak 2019 lalu, mulai dr. Faida dengan Dwi Arya Nugraha Oktavianto yang sudah resmi maju lewat independen dan calon yang menunggu rekomendasi Partai Politik diantaranya Hendy Siswanto menggandeng Gus Firjaun, Djoko Susanto, Ifan Ariadna, Achmad Anis, dan Abdus Salam.

Pertarungan Pilkada mendatang, mungkin hanya calon dari petahana yang tidak perlu dipertanyakan lagi komitmennya untuk menolak tambang, terbukti perjuangannya lewat gugatan Non Litigasi berhasil membuat Dinas SDM Provinsi tertunduk lesu, dr. Faida bersama masyarakat Silo syukuran atas keberhasilan perjuangan menggagalkan rencana menambang tambang emas blok Silo.

Sekarang, warga Silo perlu kembali merenungkan bagaimana nasib tanah kelahirannya ditangan bupati terpilih mendatang, bila dr. Faida terpilih mungkin bisa tenang sebab komitmennya sudah jelas. Tapi, bagaimana dengan Bakal Calon Bupati lainnya, apakah mereka akan bersikap sama seperti dr. Faida bila terpilih nantinya–menolak tambang.

Saya pikir, untuk mengetahui komitmen Bakal Calon Bupati, warga Silo perlu membuat gerakan, paling tidak seruan moral dengan menyodorkan fakta integritas, beranikah para Bakal Calon Bupati membuat fakta integritas menolak tambang. Ini bukan soal politik, bukan soal kepentingan, tapi soal lingkungan yang akan dinikmati anak turun kelak.

Bila tidak berani membuat fakta integritas, itu menjadi tanda tanya besar dan perlu ada gerakan untuk tidak mencoblosnya sebagai hukuman bahwa soal lingkungan, soal tanah kelahiran tidak bisa ditukar dengan pesta lima tahunan, tidak bisa ditukar dengan hiruk pikuk Pilkada yang sarat kepentingan.

Bahkan, sebenarnya bukan hanya warga Silo yang seharusnya turun membuat seruan moral, warga Paseban juga perlu angkat bicara agar tambang pasir besi di pantai selatan itu tidak ditumbalkan. Info adanya kandungan uranium di Paseban pastinya akan menjadi incaran, kekayaan alam soal tambang memang menarik untuk menambah pundi-pundi pendapatan.

Jangan sampai seperti Tumpang Pitu Banyuwangi yang sudah tinggal kenangan, petani mengeluh karena rusak tanamannya, bila sudah demikian, siapa yang diuntungkan dan siapa dirugikan, jangan sampai terlambat untuk bergerak sebab penyesalan ada di belakang.

Penulis: Tahrir

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page