BEM UMB Bengkulu : Usut Tuntas Konflik Tambang PT. CBS
Nusantara Terkini, Bengkulu – Peristiwa penembakan warga masyarakat perwakilan 12 desa di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu yang menolak tambang bawah tanah berujung jatuh korban, beberapa waktu lalu mendapat respon serius dari mahasiswa provinsi Bengkulu, terutama mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Muhammadiyah Bengkulu dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bengkulu.
Minggu (19/06/2016), Massa Aksi dari BEM UMB dan IMM mengelar aksi simpatik yang ditujukan sebagai rasa solidaritas terhadap para korban penembakan oleh aparat keamanan. Aksi dimulai dengan long march dari kampus II Universitas Muhammadiyah. Massa aksi berjalan menempuh jarak sekitar 3 km, menuju pasar Panorama, sembari meneriakan tuntutannya.
“Kami meminta seluruh stakeholder terkait konflik pertambangan PT. Citra Buana Selaras (CBS) untuk bertindak cepat, terutama bapak Gubernur, H. Ridwan Mukti, agar meninjau kembali izin tambang yang selama ini diurus oleh kabupaten. Apabila menyalahi aturan dan perundang-undangan, ditutup saja, bila ada oknum birokrat dilingkup kabupaten atau provinsi yang “main mata” dengan konglomerat. Maka kami mengharapkan pak Gubernur untuk memecat para birokrat tersebut, pungkas Angger Saputra, Presiden BEM UMB.
Aksi sendiri berlangsung tertib tanpa ada pengawalan dari pihak kepolisian, para mahasiswa terlihat menghampiri para pedagang, supir angkot yang melintas di jalan Panorama. Dalam aksi tersebut para mahasiswa juga mengumpulkan sumbangan dari warga yang simpatik terhadap para korban. Dalam aksi yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, mahasiswa berhasil mendapatkan sumbangan sebesar 300 ribu rupiah. Rencananya sumbangan tersebut akan segera diberikan kepada para korban yang sedang dirawat di rumah sakit M. Yunus.
“Penggalangan dana kami maksudkan, untuk meringankan beban korban konflik, karena bila kami mengharapkan Pemda Bengkulu Tengah untuk menepati janji memberikan sumbangan, kami pesimis, biasanya pemda Bengkulu Tengah hanya jago omong belaka”. Pungkas Febriansyah, kader IMM.
Diketahui dari peristiwa berdarah beberapa waktu yang lalu, setidaknya dua orang dari pihak warga tertembak peluru petugas, yakni Marta yang terkena tembakan peluru di bagian leher dan Yanto yang terkena tembakan peluru di bagian perut.
“Kami meminta Pihak Kepolisian Daerah Bengkulu untuk menindaklanjuti peristiwa penembakan yang menelan korban dari masyarakat setempat, apabila ada prosedur yang dilanggar sesuai undang-undang, maka kami meminta oknum penembak untuk dipecat, kami kuatir kasus ini agar berhenti tanpa ada kejelasan, ujar Fahruri, selaku Wapres Mahasiswa UMB. (NU001)