Matinya Kemerdekaan Petani

Menggugat Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Petani

“Wujudkan Petani Berdikari dan Sejahtera”

HUT UUPA ke-Forum BEM DIY
Mahasiswa Menggugat Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Petani

Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Yogyakarta, 24 September 2016

September merupakan bulan bersejarah bagi gerakan perlawanan kaum tani di Indonesia. Pasalnya, pada tahun 1958 silam Pemerintahan Soekarno menetapkan tanggal 24 September sebagai peringatan Hari Tani Nasional. Pilihan bulan dan tanggal itu disesuaikan dengan momentum lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Tahun 1960, sebuah UU yang mengusung semangat tanah untuk rakyat.

UUPA tinggal teks belaka dengan sikap pemerintah hari ini tentang kesejahteraan petani. Dimana UU yang mengusung semangat tanah untuk rakyat itu berada, atau malah berganti menjadi semangat untuk membohongi petani. UUPA seakan hilang ditelan oknum-oknum penguasa untuk kepentingan perutnya sendiri. Mereka tahu namun tidak peduli.

Sampai hari ini petani di tanah air belum merasakan kesejahteraan dari hasil jerih payah mereka sendiri. Padahal petani merupakan pahlawan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat dan penguasa. Bahkan dari hasil survei Tim Delegasi FBD setelah diskusi dengan beberapa ketua kelompok tani mengatakan, “Petani kerap kali menyampaikan keluhan kepada pemerintah setempat, namun seperti masuk kuping kanan keluar kuping kiri”.

Di Jogja khususnya, ada beberapa keluhan petani dari sekian banyak keluhan petani tanah air yg belum bisa kita tampung. Dimulai dari bantuan pemerintah yang kurang sepadan dengan luas lahan. Sehingga petani merogoh lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan taninya. Kemudian anjloknya harga ketika panen raya, karena kualitas hasil panen kalah dengan impor pangan asing.

Ada ungkapan “semakin banyak barang maka harganya semakin murah”. Atas dasar ungkapan tersebut ada monopoli perdagangan oleh seseorang atau perusahaan yang menguasai penawaran pasar. Seharusnya pemerintah berupaya lebih keras untuk meningkatkan kualitas pangan tanah air, baik dari segi pupuk dan tenaga ahli. Yang lebih tragis ada beberapa oknum aparat yang melakukan tindakan refresif terhadap petani. Kemudian lahan-lahan produktif yang seharusnya dimanfaatkan lebih oleh petani malah dibeli pemerintah atau investor asing untuk kepentingan kantong mereka.

a
Aksi Demonstrasi Forum BEM DIY sambut hari tani, HUT UUPA ke-56

Atas kondisi itu, Forum BEM DIY berinisiatif untuk menyambut hari tani tahun ini dengan menggugat kedaulatan pangan untuk kesejahteraan petani, dengan “TUNTUT” (Tujuh Tuntutan):

Sejahterakan para pejuang agraria.!!!

Stop impor pangan asing…!!!

Stabilkan harga pangan …!!!

Tangkap dan Hukum mafia pertanian…!!!

Maksimalkan lahan produktif untuk petani…!!!

Tingkatkan bantuan pupuk, bibit, perlatan, dan tenaga ahli untuk kemajuan petani…!!!

Sejahterakan rakyat sesuai amanah UUD tahun 1945 pasal 33 ayat 2 …!!!

[Pernyataan Sikap Forum BEM DIY Pada Aksi Peringatan HUT UUPA]

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page