Intimidasi Wartawan Warnai Pembukaan Ospek Uncen

NusantaraTerkini.Com, Papua – Pembukaan Kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) atau Ospek Universitas Cenderawasih (Uncen) diwarnai intimidasi terhadap sejumlah wartawan.

Sejumlah wartawan mengaku ada oknum panitia PKKMB/Ospek uncen yang mengusir dan menghapus paksa foto mereka.

Insiden pengusiran wartawan dan penghapusan foto tersebut, berawal ketika sejumlah wartawan melakukan peliputan acara pembukaan PKKMB di Auditorium Universitas Cenderawasih, Selasa (14/8) pagi.

Tiga wartawan yakni masing-masing Fitus (Kabar Papua), Abdel Gamel (Cenderawasih Pos) dan Fabio Costa (Compas) dilarang mengabadikan kegiatan pengenalan kampus Uncen.

Fabio yang juga Anggota Aliansi Jurnalis Independent (AJI) bidang Koordinator Advokasi AJI sangat menyesalkan tindakan sejumlah mahasiswa tersebut.

Kepada wartawan di Jayapura, Fabio menyesalkan peristiwa tersebut. Menurutnya kejadian itu bentuk dari ketidak pahaman oknum mahasiswa sendiri terhadap kerja jurnalis.

“Kebebasan wartawan mengambil gambar tidak boleh dibatasi, tidak boleh dihalangi. Kami harap kejadian ini tidak terulang lagi dan meminta kepada masyarakat, organisasi dan kelompok Mahasiswa menghormati dan menghargai hak- hak dan kerja pers,” ujar Fabio.

Ia juga meminta kepada semua pihak termasuk mahasiswa untuk menghargai kerja pers. Sebab pers merupakan mitra bagi semua lapisan masyarakat.

“Hargailah, kita ini mitra, mitra dengan pemerintah, mitra dengan berbagai elemen masyarakat khususnya Mahasiswa. Mahasiswa sebagai tulang punggung bangsa sebagai corong kampus agar turut menghargai pekerja pers,” jelasnya lagi.

Sebelumnya pada saat pembukaan pengenalan kampus, Fabio sendiri sempat dilarang mengambil gambar.

Lebih parah lagi yang dialami Fitus Arung, ia mengaku setelah mengambil gambar dikegiatan pengenalan kampus, tiba-tiba beberapa orang yang memakai almamater kampus Uncen mendatanginya.

“Ketika keluar dari Auditorium, saya dihampiri tiga orang memakai almamater dari belakang, mereka minta foto saya dihapus. Tak hanya itu mereka meminta hanphone dan menghapus sendiri foto-foto itu kemudian saya dihusir keluar,” jelas Fitus.

Ketika ditanya apakah oknum mahasiswa tersebut mengetahui ia adalah wartawan, Fitus mengatakan kalau ia sudah memperlihatkan idintitasnya, “mereka malah jawab, tidak boleh ambil foto, wartawan kah, apakah tidak boleh ambil foto,” kata Fitus menirukan ucapan salah satu panitia yang memakai almater BEM Uncen.

Ospek Uncen memang menjadi sorotan, media lokal maupun nasional ikut memberitakan berbagai aksi yang dilakukan di dalam proses Ospek.

Bahkan, Rektor Uncen sendiri mengakui, panitia Ospek ditunggangi kelompok tertentu yang diduga bersebrangan dengan NKRI.

Pihaknya sendiri saat ini berupaya untuk menyelidiki dan mencari tahu aktor dibalik kejadian-kejadian tersebut. (FN)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page