Ini 3 Tradisi Unik Di Papua Yang Jarang Diketahui

NusantaraTerkini.Com, Sejak dulu Papua populer sebagai pulau yang menyimpan potensi alam cukup besar. Papua terkenal mempunyai kekayaan tradisi dan budaya yang unik tapi menarik. Beberapa tradisi dan kebudayaan dari pulau Papua bisa dilukiskan sebagai keindahan dari seekor burung Cendrawasih.

Bahkan telah dikenal hingga ke mancanegara. Diantaranya adalah  seni  ukir (pahat) dan festival budaya yang  dilakukan  setiap  tahun  secara  rutin  di lembah – lembah  Baliem (Pegunungan Jayawijaya).

Juga, dengan potensi lebih dari 200 suku dan bahasa daerah yang beragam di Papua, menyebabkan pulau ini menyimpan seribu satu tradisi unik lainnya yang jarang diketahui oleh orang dari luar pulau.

Sebagai informasi, di bawah ini kami berikan 3 tradisi unik di Papua untuk anda ketahui jika sekali waktu jalan – jalan ke sana buat berlibur :

1. Tradisi Bakar Batu.
Tradisi ini adalah sebuah tradisi dan budaya tertua yang ada di Papua dimana sering dihubungkan sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan, juga pada beberapa daerah tertentu di pedalaman Papua, tradisi bakar batu biasanya identik dengan prosesi upacara kematian.

Pada kehidupan sehari – hari, tradisi bakar batu adalah sebuah cara yang dijalankan oleh masyarakat Papua, yang bertujuan untuk memasak beberapa jenis bahan makanan ( seperti ubi, singkong, daging babi, beberapa jenis buah – buahan tertentu dan sayur – sayuran segar ) di atas batu yang telah dipanaskan sebelumnya.

Caranya tak sembarangan, ada beberapa tahapan untuk melakukan bakar batu, diantaranya adalah menyiapkan lubang untuk tempat menyusun kayu bakar dan batu, kemudian di atasnya ditumpuk bahan makanan yang akan dimasak.

Setelah lubang tergali, batu – batu yang telah dikumpulkan tersebut disusun berdasarkan ukurannya, sebelumnya harus dibersihkan dari tanah dan kotoran lainnya. Batu yang besar diletakkan pada bagian paling bawah, dan dibagian atas akan disusun kayu bakar.

Selanjutnya di atas lapisan kayu bakar tersebut akan dilapisi dengan batu yang ukurannya lebih kecil, setelah itu barulah dilakukan proses pembakaran untuk memanaskan batu. Setelah batu menjadi bara dan panas, bahan makanan dalam jumlah besar disiapkan untuk disusun sedemikian rupa di atas bara batu tersebut.

Membutuhkan beberapa waktu untuk mematangkan semua bahan makanan tersebut, setelahnya akan dilakukan kegiatan makan bersama dengan ditemani minuman panas berupa kopi pekat pahit.

Tradisi bakar batu ini mempunyai beberapa sebutan ( nama populer ) yang berbeda – beda untuk masing – masing daerah, namun di kota, ia dikenal dengan sebutan Barapen.

2. Tradisi Tato
Selama ini orang – orang dari luar pulau mengira bahwa tradisi tato di Indonesia hanya dilakukan oleh beberapa suku Dayak terpencil di Kalimantan.

Tapi di Papua ternyata keadaannya berbeda, terdapat tradisi merajah tubuh yang dilakukan oleh warganya sejak jaman dulu, dimana diketahui bahwa beberapa suku gemar menghiasi tubuhnya dengan tato yaitu suku terbesar adalah suku Moi dan Meyakh di daerah Papua Barat.

Motif tato yang dilukiskan pada tubuh laki – laki usia belia dari warga suku – suku tersebut di Papua adalah beda dan memiliki ciri khas tertentu, umumnya tato yang diaplikasikan mempunyai motif geometris atau garis – garis melingkar serta titik – titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang dibariskan horisontal atau vertikal.

Alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan tato di Papua mempunyai keunikan, diantaranya adalah memakai duri pohon sagu atau tulang ikan yang dicelupkan ke dalam campuran arang halus dan getah pohon langsat. Biasanya tato dilakukan pada bagian dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul, punggung dan pada bagian tangan.

3. Tradisi Ararem Suku Biak.
Tradisi unik lainnya di Papua yang cukup populer dikalangan turis mancanegara adalah Ararem, yaitu prosesi mengantar mas kawin calon pengantin pria ke rumah calon pengantin wanita yang dilakukan oleh suku Biak.

Dalam prosesi ini, mas kawin diantarkan dengan cara berjalan kaki, disertai iringan nyanyian dan tarian. Uniknya, kebanyakan tradisi Ararem dilakukan seperti iring – iringan pawai sambil mengibar – ngibarkan bendera merah putih.

Dimana kelompok wanita dari suku Biak membawa keranjang dari anyaman bambu yang di dalamnya terdapat kotak – kotak cantik berisi seperangkap mas kawin dengan arak – arakan sambil menyanyikan lagu – lagu nasional yang populer di Indonesia.

Kemungkinan maksud dari bendera merah putih dan lagu – lagu kebangsaan tersebut adalah tradisi ini hanya dilakukan oleh suku Biak merupakan satu – satunya suku di Papua yang masih menjaga tradisi dan budaya tua tersebut di Indonesia dan jarang bahkan hampir terlupakan oleh suku lain di luar Papua.

Sumber : jokowarino.id

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page