Heboh! Guru Di “Bogem” Kepsek, Ternyata Ini Penyebabnya

NusantaraTerkini.Com, – Kekerasan yang terjadi terhadap Yuli Setiawati guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMPN 21 Kota Bengkulu, pada Kamis (22/2/2018) kemarin, sekira pukul 11:00 WIB, dijelaskan Muhammad Rozalli, suami Yuli, karena kepala sekolah (Kepsek) SMPN 21, Supriyatno marah, sebab sang istri tidak menggubris panggilannya.

Supriyatno saat itu memanggil korban untuk menghadapi dirinya, namun Yuli sedang mengawasi ujian praktek IPA di ruang laboratorium sekolah, sehingga belum bisa menemuinya. Lantaran tidak ditemui, Supriyatno langsung marah dan langsung menyambangi Yuli di Lab IPA, dirinya langsung membentak dan menarik Yuli keluar.

“Saat itu dia langsung masuk ke ruangan laboratorium dan membentak istri saya. Dan dia menyuruh untuk membubarkan ujian praktek itu. Lalu istri saya ditarik paksa untuk keluar dari laboratorium, didepan laboratorium dia menarik kerah baju dan mendorong istri saya sehingga istri saya terjatuh, setelah itu dia meninju mata sebelah kiri bagian pelipis atas sehingga istri saya terjatuh lagi”, papar Muhammad Rozalli, Jumat (23/2/2018).

Lebih lanjut diterangkan Rozalli, istrinya Yuli dan kerabat istrinya Helen yang juga merupakan guru IPA di SMPN 21, diminta untuk mengajukan proposal pembelian alat dan bahan untuk ujian praktek IPA berupa 4 kertas lakmus untuk menguji asam basah, namun yang dipenuhinya hanya 2. “Kemungkinan pemukulan itu karena ada kesalahpahaman antara istri saya dan Supriyatno,” sambungnya.

Sementara itu, Kapolres Bengkulu, AKBP Ady Savart melalui Kapolsek Gading Cempaka, Kompol Rudi Marwah membenarkan kejadian itu,  dijelaskan Rudi, saat ini petugas masih mendengarkan penjelasan dari saksi-saksi dan mengecek hasil visum Yuli Setiawati.

“Langkah selanjutnya akan memanggil saksi-saksi, dan melihat hasil visumnya. kemarin juga kami sudah mendatangi TKP dimana awalnya, dan apa sebabnya,” tutup Rudi (D2)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page